Jumat, 14 September 2012

DUMMY LOAD SEDERHANA

Dummy Load atau bila dibahasakan kita adalah beban semu atau beban tiruan sebagai pengganti antena, dengan nilai impedansi tertentu, bisa 50 ohm, 75 ohm, atau 300 ohm, dan impedansi yang umum untuk beban pada pemancar radio adalah 50 ohm.

Kegunaan dummy load  yaitu seperti sudah disebut di atas adalah sebagai pengganti antena pada saat kita melakukan tunning pemancar atau "ngetrim" bahasa homebrew begitu menyebutannya, sehingga diperoleh
impedansi yang sama dengan impedansi dummy load 50 ohm. Adapun Dummy load ini pemakaiannya bersamaan dengan alat ukur Power dan SWR meter, yaitu untuk melihat besar daya output dan melihat seberapa match pemancar dengan beban. Setelah memperoleh kondisi match antara pemancar dan beban menjadi 50 ohm, maka juga sama perlunya mematchingkan antara pemancar dengan antena. Untuk bahasan memetchingkan kabel transmisi dan antena ini terpisah pada postingan berikutnya.

Dummy load bisa kita buat sendiri dengan mudah, yaitu dengan menyusun pararel beberapa resistor dengan nilai tertentu sehingga diperoleh nilai 50 ohm. Sebagai contoh, resistor yang kita susun bernilai 1000 ohm dengan daya R 2 watt, maka untuk mendapatkan nilai 50 ohm diperlukan R sebanyak 20 buah yang terhubung pararel, 1000 ohm/20 = 50 ohm, daya R pun bertambah menjadi 40 watt, 2 watt x 20 = 40 w. dianjurkan menggunakan resistor dari karbon, dan menghindari resistor dari lilitan kawat yaitu berbentuk fisik kotak putih, karena berupa lilitan maka bersifat induktif juga kapasitif yang sangat besar. 

Bisa juga susunan pararel rangkaian dummy load ditambah indikator power, sehingga ketika kita sedang ngetunning power pemancar bisa diketahui langsung. posisi low untuk power 10 watt dan high untuk posisi 50 watt. bergantunmg kita nanti nyeting VR trimpot 50K dan 500K, untuk menyetingnya diperlukan Power meter  untuk mengkalibrasi. 

Beban kontinu yang mampu dibebani secara terus menerus pada dummy load ini kira-kira 20 watt, di atas itu maka dummy load akan meleleh timah patrinya. selamat mencoba semoga bermanfaat.


Skema Dummy load 40 Watt / 50 Ohm

AC-MATIC SEDERHANA





Saya tertarik dan sangat penasaran pada catu daya jenis switching ini. Bagaimana ya agar kita bisa mewujudkan catu daya ini yang sekarang keberadaannya sudah menggeser kedudukan catu daya jenis konvensional alias "jadul-jaman dulu". Dimana catu daya tersebut menggunakan trafo inti besi yang pastinya kita sudah terbiasa merakitnya dengan mudah. Terus terang sebuah tantangan bagi saya untuk mewujudkan catu daya memiliki kelebihan yang luar biasa ini.


      Adapun kelebihan catu daya switching tersebut diantaranya adalah mampu mengatasi drop tegangan jala-jala listrik PLN dan juga meski bentuk yang sangat mungil. Ringan lagi! tetapi memiliki kapasitas daya/arus yang sangat besar. Kelebihan yang sangat saya sukai adalah jika terjadi konsleting atau pun juga salah menyambung/terbalik, output catu daya ini menjadi nol.

Ide bermula dari Modul Regulator Switching Multi Fungsi
      Ada cara yang bisa dibilang mudah untuk membangun catu daya switching ini karena tidak diperlukan pemasangan komponen per komponen satu demi satu hingga terwujudlah menjadi sebuah rangkaian yang siap pada tahap diujicobakan. Bagaimana caranya! yaitu hanya tinggal memasang modul regulator switching gitu saja. Bagi yang sering reparsi pesawat televisi pasti sudah familier pada modul regularor ini. Ketika regulator TV rusak, cabut semua komponen di bagian input trafo dan pasang modul tersebut. Mari kita terapkan ide ini untuk membuat catu daya switching ala Chief Fara Quin, eh ...ala kita sendiri alias made in sendiri. Wah senang pasti! Akhirnya bisa membuat sendiri Catu daya Switching ini. Suatu kebanggaan karena masih jarang yang bisa merakitnya, sekarang giliran kamu.Berani coba Siapa takut!
Bahan
Bahan yang diperlukan sebagai berikut









1. Modul regulator switching

 


























2. Transformator
    Untuk trafo dapat kita menggulungnya sendiri atau trafo dari eks switching      regulator yang telah rusak dan kita manfaatkan trafonya. Oleh karena itu jika     memiliki switching regulator yang sudah jebol jangan dibuang     dulu,bisa kita ramu         lagi agar berfungi .                                                       

3. Beberapa komponen pendukung diantaranya; Transistor, Optocoupler, Dioda zener,          Resistor dll.


     
Skema Rangkaian


Gambar 2. Skema Rangkaian AC-Matic Regulator

Perakitan
      Modul Switching Regulator memiliki tiga kabel output dengan warna Merah. Hitam dan Biru. Trafo Ac matic di bagian Primer memiliki empat kaki dan Sekunder terdapat dua kaki. Sesuai skema gambar kabel warna merah dihubungkan pada kaki trafo Tap tengah ( urutan ke tiga dari kaki trafo yang dapat ground ). Kabel warna hitam dihubungkan pada kutub negatif elko 100uF/400V, dan kabel warna biru pada saklar pengendali optocoupler
  
Uji Coba 
      Untuk uji coba sangat perlu hatii-hati, karena itu lebih baik jangan langsung di hubungkan pada sumber AC 220V, tetapi bertahap dimulai dari tegangan 100VAC, Sumber tegangan 100VACdapat  berasal dari Stabiliser/Stavolt CPU, dapat juga dibuat sendiri dari trafo.

SELAMAT MENCOBA...!

Kamis, 13 September 2012

Antenna Hygen untuk pemancar FM

Dalam dunia telekomunikasi antenna merupakan sebuah elemen penting yang memungkinkan terjadinya hubungan telekomunikasi tersebut. Sebenarnya, apa itu antenna? ^^’
Banyak definisi tentang antena, tapi secara sederhana antena adalah sebuah sesuatu alat yang mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, dimana geombang tesebut berisi informasi. Lantas mengapa antena dapat mengirim dan menerima sinyal (gelombang yang berisi informasi)?
Mengapa ia bisa memancarkan dan menerima gelombang? Karena ada medan di antara antenna pengirim dan penerima (antenna yang sedang melakukan komunikasi). Medan adalah suatu daerah yang masih dipengaruhi oleh gejala fisis dari suatu antenna.

Selasa, 11 September 2012